YOGYAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan baru terkait pelaksanaan belajar tatap muka di sekolah dan meminta kegiatan ini dilakukan dengan ekstra hati-hati. Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin usai melaksanakan rapat terbatas.
"Bapak Presiden mengarahkan pendidikan tatap muka yang nanti akan dimulai harus dijalankan dengan ekstra hati-hati," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 7 Juni.
BACA JUGA:
Dia mengatakan, kegiatan belajar tatap muka ini nantinya akan dilakukan secara terbatas. Kata Budi, murid yang boleh hadir ke sekolah maksimal 25 persen dan kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak boleh lebih dari dua hari seminggu.
Arahan Jokowi Soal Belajar Tatap Muka
"Jadi seminggu hanya boleh dua hari maksimal melakukan tatap muka," tegasnya.
Tak hanya itu, kegiatan belajar di sekolah di sekolah ini juga tak boleh dilakukan dalam waktu yang lama. "Maksimal sehari dua jam," ungkapnya.
"Sehingga, dipastikan beliau (Presiden Jokowi, red) pendidikan dilakukan dengan metode tatap muka yang terbatas," imbuh eks Wakil Menteri BUMN ini.
Budi juga menyebut, kehadiran anak di sekolah untuk kegiatan belajar tatap muka hanya boleh ditentukan oleh orang tua atau wali murid.
Lebih lanjut, dirinya juga mengungkap Presiden Jokowi meminta agar seluruh guru selesai divaksinasi COVID-19 terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar tatap muka dimulai. Sehingga, dia meminta kepala daerah untuk memprioritaskan tenaga pendidik dalam proses pemberian vaksin.
"Mohon bantuan juga kepala daerah karena vaksinnya kita kirim kepada kepala daerah prioritaskan guru dan lansia, terutama guru-guru ini harus sudah divaksinasi sebelum tatap muka terbatas yang tadi kami sampaikan dilaksanakan," ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim meluncurkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUDdikdasmen) di Masa Pandemi COVID-19.
Nadiem mengaku masih ada sejumlah sekolah yang takut untuk menyelenggarakan PTM secara terbatas akibat COVID-19. Bahkan, masih ada sekolah di daerah dengan zona hijau atau tanpa ada kasus COVID-19 yang masih belum membuka sekolahnya meskipun telah diperbolehkan.
"Saya bisa memahami kekhawatiran ibu dan bapak sekalian sebagai guru, tenaga pendidik, dan orang tua khususnya, terkait kesehatan dan keselamatan anak-anak kita," kata Nadiem dalam peluncuran panduan secara virtual.
Tapi, Nadiem meminta semua pihak menyadari kekurangan sistem belajar secara daring (online). Di mana, para siswa tak mampu menyerap materi pembelajaran secara utuh.
"Kita juga perlu mengingat risiko jika kita tidak segera mulai PTM terbatas. Kita juga perlu mengingat dampak jangka panjang dari risiko tersebut," ujar Nadiem.
Artikel ini sudah tayang di VOI dengan judul: Arahan Jokowi Soal Belajar Tatap Muka: Kapasitas Murid 25 Persen Hingga Belajar Hanya 2 Jam, saatnya merevolusi pemberitaan.