Berita Eksklusif: Budiman Sudjatmiko, Bukit Algoritma Ekosistem Ideal
Budiman Sudjatmiko. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Gagasan untuk membangun Bukti Algoritma ini telah ada semenjak 2018 lalu. Budiman Sudjatmiko, M.Sc, M.Phil mengumpulkan para inovator 4.0. Ia berharap Indonesia sebagai bangsa berperan aktif dalam revolusi industri 4.0 yang telah di depan mata. Soalnya dalam revolusi industri sebelumnya Indonesia cuma sebagai penonton. 

Pada revolusi industri pertama dan kedua Indonesia masih dalam cengkraman penjajah Belanda. Meskipun} dalam revolusi industri ketiga bangsa ini baru saja merdeka dan sehingga belum dapat berperan aktif, masih sebagai pentonton.

Ke depan, eks member legislatif dari PDIP ini, Indonesia seharusnya mempunyai sentra riset yang menjadi daerah pengembangan sumber energi manusia. Referensi utamanya tidak lain yaitu Silocon Valley di California yang menjadi sentra pengembangan teknologi mutakhir bagi Amerika. Berbagai perusahaan global mewujudkan daerah itu sebagai markas mereka. Ucap saja Google, Facebook dan Apple dan sebagainya.

Menurut Budiman Sudjatmiko

Sebagai  Ketua Pelaksana PT. Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko optimis kalau Bukit Algoritma akan seperti Silicon Valley yang menjadi  menjadi pusat riset dan pengembangan sumberdaya manusia berbasis teknologi 4.0. Setelah ide ini tersosialisasi secara masif ternyata respon dari berbagai pihak begitu besar. Banyak ilmuwan yang ingin bergabung dengan proyek ini. 

Tak sedikit para investor yang mau menanamkan modalnya atau membuat tempat serupa di daerah lain di Indonesia. “Artinya ada kerinduan untuk mendirikan negara kita ini berbasis pengetahun yang sebelumnya sudah didahului oleh pendirian ekonomi berbasis pengetahuan. Orang Indonesia yang ada di luar negeri tertarik untuk terlibat,” ungkapnya.

Bukit Algoritma yang sudah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 yang berlokasi di Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat ini akan menjadi pusat riset yang menghasilkan inovasi dan paten. Sementara untuk  pabrikasi dibutuhkan Bukit Algoritma lain yang memang khusus memproduksi hasil riset terapan yang dihasilkan. 

Kepada  Iqbal Irsyad, Edy Suherli, Savic Rabos, dan  Irfan Meidianto dari VOI, Budiman Sudjatmiko bercerita banyak soal ide awal Bukit Algoritma, bagaimana ia mensosialisasikan, mengajak orang untuk terlibat sampai merealiasikan mega proyek senilai 1 miliar euro atau setara denga  Rp18 triliun ini, di Wiken Koffie, di bilangan Tebet, Jakarta Selatan belum lama berselang. Inilah petikan wawancara selengkapnya.

Baca selengkapnya di: Eksklusif, Budiman Sudjatmiko: Bukit Algoritma Ekosistem Ideal untuk Hasilkan Riset Unggulan Berorientasi Pasar