AirAsia Lampaui Garuda Indonesia Soal Merugi, Lebih Hancur!
Pesawat AirAsia. (Foto Wikimedia Commons)

Bagikan:

YOGYAKARTA - AirAsia X Bhd (AIRX.KL) nampaknya mengalami kerugian yang jauh lebih pahit dibandingkan dengan yang dialami maskapai nasional, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Maskapai yang berasal dari negri Jiran, Malaysia itu tercatat kerugian sebesar 5,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp84,07 triliun (kurs Rp14.250 per dolar AS) pada semester I 2021.

Jumlah kerugian AirAsia itu meningkat 8 kali lipat dibanding jangka waktu yang sama tahun lalu. Adapun PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat rugi senilai898,65 juta dolar AS atau sepadan Rp12,8 triliun pada semester I 2021.

AirAsia Lampaui Garuda Indonesia Soal Merugi

Dikutip dari Reuters, Senin 27 September, kerugian AirAsia disebabkan melonjaknya muatan operasional, terutama dari provisi. Kerja kuartal lalu juga menggambarkan maskapai yang jadi afiliasi AirAsia Group Bhd ini merugi sembilan kali berturut- turut.

Selama April-Juni, perusahaan menanggung muatan provisi sebesar 23,8 miliar ringgit terhadap kreditur sebab gagal bayar ketetapan kontrak. Pada jangka waktu yang sama, pendapatan maskapai anjlok 20,9 persen ke 72,3 juta ringgit.

AirAsia sendiri menyatakan dampak dari beban provisi hanya bersifat sementara. Manajemen Kewajiban kontraktual yang menimbulkan provisi akan dibebaskan setelah berhasil menyelesaikan proposal restrukturisasi utang.

Untuk menekan beban, AirAsia berencana untuk mengurangi armada yang beroperasi dan mengembalikan kelebihan pesawat kepada lessor. Hingga kini, maskapai telah mengembalikan satu pesawat dan sedang dalam diskusi dengan lessor pesawat lain untuk mencari ukuran armada yang optimal.

Selain itu, diskusi untuk mengurangi tarif sewa sewa di masa depan masih berlangsung, seperti juga pembicaraan dengan penyedia layanan lain untuk mengurangi biaya pemeliharaan.

Artikel ini telah tayang dengan judul: Lebih Parah dari Garuda Indonesia, AirAsia Ternyata Lebih Hancur-hancuran karena Rugi Rp84 Triliun di Semester I 2021, saatnya merevolusi pemberitaan!