YOGYAKARTA - Pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang diikuti oleh siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama di kabupaten tersebut sudah sesuai standar operasional prosedur protokol kesehatan COVID-19. Hal itu sudah dipastikan oleh Kustini Sri Purnomo selaku Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
"Pelaksanaan ANBK sudah menyesuaikan ketentuan standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan, dari pantauan kami setiap kelas hanya terdapat 15 siswa tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat," kata Kustini saat melakukan peninjauan penyelenggaraan ANBK SMP di Sleman, Senin.
BACA JUGA:
ANBK di Sleman Sudah Sesuai SOP Prokes
Bupati Sleman menjalankan peninjauan ANBK SMP di tiga lokasi yakni SMPN 2 Depok, SMP Diponegoro Depok dan SMPN 3 Depok. Kustini Sri Purnomo memperkenalkan bahwa penyelenggaraan ANBK bagi tahapan SMP di kawasan Kabupaten Sleman sudah menyesuaikan ketetapan Kemendikbudristek, yakni penggunaan protokol kesehatan COVID-19 dan pengaturan jumlah siswa sebanyak 15 siswa dalam ruang kelas.
Menurutnya, sebanyak 119 SMP terdiri dari sekolah negeri dan swasta di kawasan Sleman secara serentak menyelenggarakan ANBK.
"Seluruh sekolah tersebut sebelumnya telah diverifikasi terkait kesiapan penyelenggaraan ANBK," katanya.
Di waktu yang sama, peninjauan pelaksanaan ANBK juga dilakukan Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa. Tinjauan tersebut dilakukan di SMPN 1 Mlati, SMPN 3 Mlati dan SMP Al-Azhar. Danang Maharsa mengatakan, dari hasil peninjauan seluruh pelaksanaan dapat berjalan lancar dan menyesuaikan ketentuan SOP yang ditetapkan.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman Ery Widaryana menjelaskan terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) jenjang SMP akan dimulai usai penyelenggaraan ANBK selesai.
"Dari 161 sekolah jenjang SMP/MTs total siswa 16.633 yang mengikuti sampling ANBK dari 119 sekolah sebanyak 6.140 siswa dan cadangan 568 siswa," katanya.
Ia mengatakan, PTM di masa transisi di Sleman direncanakan dimulai pada 4 Oktober 2021.
"Namun karena bertepatan dengan pelaksanaan ANBK, maka akan difokuskan terlebih dahulu ANBK. Setelah itu langsung dilanjutkan PTM," katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.
Ery mengatakan, PTM akan diselenggarakan secara bertahap melalui serangkaian evaluasi sebagai bentuk kehati-hatian Pemerintah Kabupaten Sleman sehingga tidak menimbulkan adanya klaster sekolah.
Selain itu, Ery juga menuturkan bahwa untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) juga akan mulai PTM dengan melakukan sampel lima SD di setiap Kapanewon (Kecamatan).
"Jenjang SD baru akan mulai (PTM) minggu depan itupun secara sampling lima sekolah per-kapanewo," katanya.