YOGYAKARTA - Keberadaan jalur sepeda wisata atau Monalisa kepada Wali Kota se-Indonesia di sela kegiatan Rakernis APEKSI jadi salah satu upaya Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mengenalkan berbagai atraksi wisata di kota tersebut.
Sejumlah Wali Kota dari berbagai daerah di Indonesia bersama Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Kamis (14/10), menyempatkan bersepeda bersama menikmati bagian dari salah satu jalur yang ditawarkan yaitu “Tilik Jeron Beteng”.
BACA JUGA:
Pemkot Yogyakarta Kenalkan "Monalisa"
Rombongan kepala daerah tersebut bersepeda sejauh 5,2 kilometer diawali dari Taman Parkir Ngabean menuju Magangan, melewati sentra gudeg di Wijilan, Malioboro, dan finish di Taman Pintar.
“Di Kota Yogyakarta sudah ada Monalisa yaitu jalur sepeda wisata. Ada lima rute yang bisa dijelajahi dengan suasana yang berbeda-beda di tiap jalurnya,” kata Heroe.
Selain Tilik Jeron Beteng, ada pula rute bertema Romansa Kota Lawas yang melewati sejumlah kawasan cagar budaya.
Rute sepanjang 13,3 kilometer tersebut dimulai dari Kantor Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menuju Jalan Sudirman, Jalan Juandi, Jalan Ipda Tut Harsono, Jalan Kusumanegara, kawasan Kotagede dan berakhir di Bendung Lepen Sungai Gajah Wong. Rute berikutnya yang ditawarkan adalah rute Jajah Kampung Susur Sungai sepanjang 6,5 km.
Rute dimulai dari Jalan Jenderal Sudirman menuju Jembatan Gondolayu, menyusuri Kampung Karangwaru, Kampung Bener, dan finish di Museum Pangeran Diponegoro.
Rute jajah kampung versi dua juga bisa dinikmati sepanjang 6,5 km. Pesepeda bisa menikmati bangunan kuno yang masih banyak berdiri kokoh seperti Museum Wiratama, bengkel kereta api Balai Yasa, hingga makam Wijaya Brata.
“Di rute ini, pesepeda bisa menemukan kampung yang menjadi sentra jumputan, pembuatan wayang karakter bahkan kebutuhan cosplay yang sudah dijual ke mancanegara,” katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.
Rute terakhir yang ditawarkan merupakan rute Taman Trampil sepanjang 6,17 kilometer diawali dari daerah tamasya yang telah menjadi ikon Kota Yogyakarta dan finish di Giwangan.
Menurutnya, trek sepeda tamasya itu diciptakan sebagai jawaban atas meningkatnya antusiasme masyarakat untuk menjalani hidup sehat dengan olahraga bersepeda di masa pandemi.
“Ada banyak manfaat dari bersepeda bersama. Selain manfaat dari sisi kesehatan jasmani dan rohani, bersepeda juga meningkatkan semangat kebersamaan dan gotong royong,” katanya.
Selain itu, Heroe berharap, masyarakat di tiap kampung yang dilewati jalur sepeda wisata juga dapat memperoleh manfaat dari sisi ekonomi.
“Jalur-jalur yang disiapkan selalu melewati perkampungan sehingga potensi ekonomi di tiap kampung bisa dikenalkan. Harapannya, muncul geliat ekonomi di masyarakat,” katanya.
Oleh karenanya, Heroe mengajak seluruh pelaku industri wisata seperti hotel untuk membawa tamunya menyusuri jalur-jalur sepeda yang ada di sekitarnya.
“Harapannya, antusiasme masyarakat untuk bersepeda di masa pandemi bisa terus bertahan sehingga nantinya bersepeda kembali menjadi kebiasaan dan budaya di masyarakat,” katanya.