Mengenal Wisata Balon Terbang ke Luar Angkasa yang Digadang-gadang Bakal Saingi Tur Gunakan Roket
Wisata ke Luar Angkasa dengan balon terbang akan menjadi pesaing tur ke luar angkasa dengan roket. (foto dok. Space Perspective)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Space Perspective merupakan perusahaan yang menawarkan wahana balon ke atmosfer dengan harga sekitar 125.000 dolar AS Rp 1,7 miliar). Semua karena meningkatnya minat eksplorasi dan wisata ke ruang angkasa di kalangan orang kaya.

Blue Origin dan Virgin Galactic telah menjadi berita akhir-akhir ini, karena alasan yang bagus. Kedua perusahaan telah mulai membawa orang-orang biasa dalam perjalanan yang mengasyikkan, berbahan bakar roket ke luar angkasa. Perspektif Luar Angkasa, di sisi lain, bertujuan untuk sesuatu yang sedikit berbeda.

Mengenal Wisata Balon Terbang ke Luar Angkasa

Tentu saja, tiket untuk naik pesawat luar angkasa atau roket tur tidak murah sama sekali. Warga sipil mencari ratusan ribu dolar, jika tidak jutaan untuk naik penerbangan singkat ke luar angkasa. Karena bisnis komersial perjalanan ruang angkasa cukup baru bagi masyarakat umum, perusahaan-perusahaan ini belum menetapkan harga mereka secara pasti, dan hanya menyisakan orang kaya yang berharap untuk mendapatkan tumpangan.

Berdasarkan hal ini, sebuah perusahaan bernama Space Perspective telah muncul. Perusahaan mengumumkan hari ini bahwa dana 40 juta dolar AS (Rp 563 miliar) telah dikumpulkan dalam pendanaan Seri A, yang akan memungkinkan perusahaan untuk mulai membawa penumpang ke langit pada akhir 2024.

Ketimbang roket besar atau pesawat luar angkasa, Space Perspective memilih untuk menerapkan balon yang sanggup terbang pada ketinggian yang amat tinggi, dengan kapsul bertekanan bernama Spaceship Neptunus. Ballon ini diklaim sanggup terbang sampai 20 mil (32 km) ke langit.

Sebelum penerbangan pertama diawali, 475 bangku sudah diorder untuk penerbangan ke-1 sampai ke-30. Deposit 1.000 dolar AS (Rp14 juta) seharusnya dibayar di muka per bangku. Saat untuk penerbangan, penumpang akan dikenakan tarif 125.000 dolar AS.

Berorientasi Mewah

Ada beberapa perbedaan antara naik roket lebih dari 50 mil lurus ke atas dan naik balon selama 6 jam untuk mencapai 20 mil ke atas. Jelas, kenaikan tidak akan sekuat balon dibandingkan dengan lepas landas di roket. Hal ini membuat perjalanan yang jauh lebih lembut, yang bertujuan untuk pengalaman yang lebih mewah daripada perjalanan yang mendebarkan.

Perusahaan menyatakan bahwa usia berapa pun akan dapat terbang dan tidak akan diminta untuk memiliki pelatihan fisik, tidak seperti astronot NASA. Menurut perusahaan, "jika Anda sehat secara medis untuk naik pesawat, maka Anda sangat cocok untuk perjalanan ini." Belum lagi, kapsul akan berisi kamar mandi dan bar bagi penumpang untuk minum saat mereka naik ke atmosfer.

Pesawat hanya akan naik hingga sekitar 20 mil di atas Bumi dan akan memakan waktu dua jam untuk mendaki ke ketinggian itu. Setelah mencapai puncaknya, Spaceship Neptunus akan berkeliaran selama dua jam lagi bagi penumpang untuk menikmati pemandangan dan menikmati waktu mereka di ketinggian lebih dari 100.000 kaki di atas permukaan laut.

Begitu 4 jam habis, balon akan mulai turun dengan lembut dan tercebur ke laut mirip dengan pemulihan kapsul NASA.

Meskipun penumpang tidak akan mengalami penurunan bobot atau secara teknis naik ke luar angkasa, pengalamannya tetap keren. Melihat Bumi memantulkan cahaya saat matahari terbit dari ketinggian yang sangat tinggi tentunya merupakan pengalaman yang luar biasa, dan dapat berendam selama beberapa jam sebelum turun mungkin merupakan pengalaman yang lebih menyenangkan daripada penerbangan Blue Origin atau Virgin Galactic.

Penerbangan tidak akan dimulai sampai tahun 2024, dan sampai sekarang, biayanya sekitar 250.000 dolar AS per penumpang. Akan menarik untuk melihat bagaimana pengalaman Perspektif Ruang Angkasa dibandingkan dalam ekonomi perjalanan ruang angkasa publik yang semakin kompetitif.

Artikel ini telah tayang dengan judul: Wisata Balon Terbang ke Luar Angkasa Bisa Jadi Pesaing Tur Gunakan Roket, Ini Kelebihannya, saatnya merevolusi pemberitaan!