YOGYAKARTA - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Yogyakarta memperkirakan 70 persen kampus di Daerah Istimewa Yogyakarta siap menggelar perkuliahan tatap muka (PTM) secara penuh atau 100 persen dari kapasitas kelas.
"Kami sudah sempat bikin survei, memang perguruan tinggi (di DIY) yang siap itu sudah hampir 70 persen ke atas," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta Bhimo Widyo Andoko saat dihubungi di Yogyakarta, Selasa.
Meski demikian, sambung Bhimo, penyelenggaraan PTM secara penuh di kampus tetap menunggu izin dan aturan dari Pemda DIY.
"Kalau misalnya memang secara bertahap nanti Pemda DIY mengizinkan kita akan ikuti kebijakan itu," kata dia.
Sebelumnya, melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19, pemerintah telah memperbolehkan satuan pendidikan untuk melaksanakan PTM secara penuh dengan kapasitas 100 persen disertai syarat dan ketentuan.
Mengenai SKB 4 menteri tersebut, Bhimo berujar akan segara berkoordinasi dengan pimpinan perguruan tinggi di DIY termasuk Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) DIY. "Kami akan sikapi bareng-bareng," ujarnya.
Menurut dia, penyelenggaraan PTM 100 persen kapasitas tetap dilandasi dengan kehati-hatian sembari memperhatikan situasi penularan COVID-19 di wilayah masing-masing kampus.
Rekomendasi dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di kabupaten juga menentukan PTM 100 persen di kampus dapat digelar atau tidak.
"Saat ini sebagian kampus masih tetap menerapkan model perkuliahan 'hybrid' (gabungan luring dan daring), kecuali sekolah vokasi yang memang membutuhkan lebih banyak tatap muka," kata Bhimo yang dikutip VOI dari ANTARA.
Perguruan tinggi yang telah memiliki kesiapan matang menggelar PTM, menurut dia, sebagian besar terdiri atas seluruh perguruan tinggi negeri serta kampus swasta kategori besar.
Selain memiliki satgas penanganan COVID-19, masing-masing kampus tersebut telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
"Apalagi kampus besar seperti UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) dan UII (Universitas Islam Indonesia) mereka punya shelter sendiri untuk dosen atau mahasiswa yang terpapar. Untuk kampus-kampus kecil bisa ikut ke kampus yang besar," kata dia.
Selepas puncak lonjakan kasus COVID-19 pada Juli 2021, menurut dia, hingga saat ini LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta tidak menerima laporan munculnya kasus penularan di kampus.
Selain itu, cakupan vaksinasi untuk kalangan dosen di DIY juga telah mencapai di atas 90 persen.
"Kalau kita dinyatakan wilayah aman atau pada (PPKM) level 2 ya itu seharusnya memang kita dorong agar kampus-kampus membuka PTM," ujar dia.
Mengenai kedatangan mahasiswa yang berasal dari luar daerah, menurut dia, masing-masing kampus telah memiliki kebijakan untuk memastikan mahasiswanya terbebas dari COVID-19 sebelum mengikuti PTM.
Menurut dia, sebagian kampus meminta mahasiswanya melakukan swab secara mandiri, dan sebagian lainnya menyediakan fasilitas tes swab di kampus.
"Untuk universitas besar, perjalanan dari daerah (mahasiswanya) sudah swab, masuk kampus di-swab lagi," ujar Bhimo.