YOGYAKARTA - Sebagai alternatif penunjang ekonomi selain dari sektor tambang dan pariwisata di masa pandemi COVID-19. Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong masyarakat di lereng Gunung Merapi untuk mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan.
"Pengembangan sektor pertanian ini penting, karena masyarakat perlu alternatif lain, selain tambang galian dan pariwisata," kata Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa di Sleman, Minggu.
Menurut dia, pengembangan sektor pertanian tersebut telah dimulai di wilayah Kelurahan Glagaharjo, Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan dengan memanfaatkan lahan tanah kas desa setempat.
"Di Glagaharjo masyarakat sudah mulai mengembangkan pertanian baik itu melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) maupun karang taruna," katanya.
Pengembangan Pertanian Lereng Merapi di Masa Pandemi
Ia mengatakan, upaya pengembangan pertanian tersebut sangat membantu seperti saat kondisi sekarang ini, dimana sektor pariwisata belum sepenuhnya pulih akibat pandemi, begitu juga dengan pertambangan pasir tradisional yang di sungai berhulu Gunung Merapi.
"Pariwisata saat ini sedang terpuruk akibat pandemi, kemudian untuk sektor tambang juga tetap ada batasannya terkait kelestarian alam dan lingkungan," katanya.
Danang mengatakan, saat ini pertanian yang sudah mulai menunjukkan hasilnya, seperti pertanian cabai dan mentimun di Dusun Kalitengah Kidul, Glagaharjo.
"Kemudian ada juga lahan perkebunan strawberry di Klangon, Dusun Kalitengah Lor yang dikelola KWT setempat," katanya seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Sedangkan anggota KWT Kalitengah Lor Sri Rayahu, mengatakan hampir 100 persen warga yang menanam strawberry ini ikut mendukung agrowisata Bukit Klangon Glagaharjo sehingga bisa meningkatkan nilai tukar petani untuk wisatawan.
Sri Rahayu mengatakan, warga Klangon sudah menanam sebanyak 40.000 dari target 50.000 .