YOGYAKARTA- Kabar bahagia bagi para booklovers, terutama para pembaca buku anak. Penerbit Gorga merilis buku prosa anak terbaru berjudul “Sudrun dan Buku Terbang” pada Selasa, 8 Februari 2022. Buku yang menawarkan kisah petualangan fantasi lintas zaman ini ditulis oleh Alfiandana Susilo Aji.
Nama Alfiandana memang masih cukup asing di kancah dunia sastra anak. Ia menjadi pendatang baru sebagai penulis buku anak. Alfian, sapaan akrabnya, sebelumnya lebih dikenal sebagai penulis puisi. Namun beberapa tahun terakhir ia memutuskan banting setir dari dunia kepenyairan.
BACA JUGA:
Sudrun dan Buku Terbang merupakan buku kedua yang Alfian terbitkan dan menjadi buku cerita anak perdana yang ia tulis. Buku pertamanya berjudul Orang-orang yang Berjalan ke Selatan berisi kumpulan puisi, diterbitkan oleh Penerbit Gambang pada akhir 2018.
Penulis muda yang aktif lewat IG @_alfiandana ini sudah menekuni dunia tulis menulis pada awal menempuh perkuliahan. Selama kuliah, ia fokus mempelajari ilmu sastra dan kepenulisan. Ia juga aktif mengikuti berbagai kegiatan sastra, komunitas, dan perlombaan.
Lantas seperti apa profil Alfiandana, bagaimana perjalanannya dalam dunia penulisan, dan mengapa ia memutuskan banting setir ke sastra anak? Mari kita mengenalnya lebih jauh lagi.
Profil Alfiandana Susilo Aji
Alfiandana Susilo Aji dilahirkan di Desa Palar, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada 14 Oktober 1995. Berada di himpitan dua Kota Besar Yogyakarta dan Surakarta, tempat tinggal Alfian masih asri dan dikelilingi oleh persawahan,
Alfian kecil tumbuh dengan banyak bermain di lingkungan sawah. Di satu sisi, keluarganya menerapkan pola asuh yang ketat atau overprotektif, pergaulannya sangat dikontrol dan dibatasi. Namun jiwa petualangannya tak bisa dibendung, ia kerap mblayang atau kelayapan keluar rumah diam-diam.
"Masa kecil saya dibatasi banget untuk main. Ngga boleh keluar rumah, disuruh tidur siang. Kan ngga asyik bagi anak kecil. Yaudah karena ngga tahan, saya sering kabur diam-diam, lompat jendela, lewat kandang kambing kakek, dan lewat pohon," kata Alfian.
Sejak SD, Alfian sudah gemar membaca buku. Buku yang ia sukai, yakni komik dan ensiklopedia. Ia juga sering menghabiskan waktu menonton kartun-kartun Jepang dan film fantasi. Ia kerap meminjam majalah Bobo milik sepupunya dan mengoleksi komik anime. Beberapa bukunya, ia dapatkan dari hasil mengambil di perpustakaan sekolah.
Lulus dari jenjang Sekolah Menengah Atas, Alfian melanjutkan studi ke Yogyakarta. Ia menempuh pendidikan S1 di Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan.
Perjalanan Kepenulisan Alfiandana
Semasa kuliah, Alfian aktif mengikuti berbagai komunitas sastra dan literasi. Beberapa komunitas pernah diikuti, di antaranya Komunitas Jejak Imaji, Luar Ruang, Kalasan Anak Alam (KALAM), serta Komunitas Sahabat Gorga dan masih aktif bergiat di sana hingga sekarang.
Selain itu, ia juga gencar mengikuti lomba penulisan tingkat nasional. Beberapa gelar juara lomba pernah ia sabet, salah satunya Juara 1 Penulisan Puisi Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS) pada tahun 2018.
Tak hanya itu, ia juga kerap diundang sebagai pembicara acara sastra dan diminta menjadi juri lomba penulisan.
Alfian kemudian menerbitkan buku pertamanya pada akhir 2018 yang berisi kumpulan puisi. Buku berjudul Orang-orang yang Berjalan ke Selatan tersebut diterbitkan oleh Penerbit Gambang.
Sebelum lulus dari jenjang S1, Alfian sudah bekerja di dunia perbukuan sebagai editor di Penerbit Gorga. Di sana ia juga menjadi fasilitator penulisan prosa anak di bawah kegiatan Komunitas Sahabat Gorga.
Alasan Alfian Banting Setir ke Dunia Sastra Anak
Banyak yang kaget ketika Alfian menerbitkan buku cerita anak perdananya yang berjudul Sudrun dan Buku Terbang. Sebelumnya, ia lebih dikenal sebagai penulis puisi oleh teman-temannya.
Alfian mulai bersentuhan dan serius menekuni dunia sastra anak sejak bergabung dengan Komunitas Sahabat Gorga pada akhir 2018. Kegiatan bersama Sahabat Gorga mengajarkan literasi kepada anak-anak membuatnya jatuh cinta dengan sastra anak.
Sahabat Gorga sendiri merupakan komunitas yang fokus pada pengembangan literasi anak. Komunitas ini dibentuk oleh Pegiat Literasi Anak Yona Primadesi, Penyair Nermi Silaban, dan Penulis Cilik Abinaya Ghina Jamela.
Sahabat Gorga mengajarkan literasi anak melalui tiga pendekatan, yaitu Sastra, Seni Rupa, dan Teater. Selain Alfian, bergabung juga Della Naradika sebagai kurator gambar anak, dan Abul Muamar sebagai fasilitator esai anak.
Alfiandana bersama Sahabat Gorga kerap mengisi kegiatan ke berbagai sekolah-sekolah di berbagai daerah di DIY, seperti Sleman, Bantul, dan Gunung Kidul. Selain itu, komunitas ini juga sering diminta berkegiatan di berbagai daerah di Indonesia, pernah ke Pulau Sulawesi, Jakarta, Jawa Barat, dan sebagainya.
Di komunitas inilah Alfian belajar seputar sastra anak kepada Yona Primadesi dan Nermi Silaban. Ia juga termotivasi oleh penulis cilik yang lebih sering disapa Naya.
Seiring dengan fokusnya menimba wawasan literasi anak, pengalaman masa kecilnya pun menguap. Ia jadi ingat dengan kebiasanya di waktu kecil yang suka membaca komik, dongeng, fabel.
“Pertama kali bertemu dengan buku anak itu waktu menemukan majalah di lemari simbah dan saat bermain ke rumah sepupu. Buka-buka lemari, eh nemu tumpukan buku Lima Sekawan karya Enyd Blynton. Terus main ke rumah sepupu yang tajir, ada banyak sekali Majalah Bobo dan komik bajak laut. Entah mengapa saya menikmati bacaan-bacaan itu,” tutur Alfian saat diwawancarai secara langsung.
Selain itu, kegemarannya menonton kartun animasi dan anime Jepang juga turut bangkit dari ingatan masa kecilnya.
“Saya kalau sudah di depan televisi waktu sore dan hari Minggu, itu sudah tidak bisa digeser. Haha. Anime yang saya sukai, ada One Piece, Hunter x Hunter, Dragon Ball, Bleach, Naruto, dan masih ada lagi pokoknya. Saya juga senang nonton Detektif Conan. Suka banget sama film detektif. Eh suka juga sama film Harry Potter,” katanya lagi.
Dari situ ia semakin tertarik dan berkeinginan menulis dan menerbitkan buku anak. Ia mulai membaca buku karya Roald Dahl, Mark Twain, Christian Andersen, Reda Gaudiamo. Ia lahap bacaan yang direkomendasikan teman-teman dari Sahabat Gorga.
Sampai sekarang Alfian mengaku masih butuh banyak belajar menulis cerita anak. Ia masih harus membaca buku-buku anak lebih banyak lagi. Setelah menerbitkan “Sudrun dan Buku Terbang” ia merasa justru tanggung jawabnya untuk terus konsisten semakin dituntut.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Jogja.