YOGYAKARTA - Pasien konfirmasi positif COVID-19 di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, per hari Rabu (7/7) yang mencapai 1.442 kasus aktif berdampak pada penumpukan upaya tracing di pusat kesehatan masyarakat setempat.
"Situasi puskesmas terkini, tracing kontak erat numpuk," kata Ketua Satgas COVID-19 Banguntapan yang juga Camat setempat Fauzan Muarifin dalam pernyataan tertulis di Bantul, Kamis.
BACA JUGA:
Kasus COVID-19 di Banguntapan
Menurut dia, di puskesmas wilayah Banguntapan pada pagi hari masih memberikan pelayanan kepada masyarakat, vaksin dan tes swab, serta membuat rujukan pasien konfirmasi positif ke rumah sakit ataupun selter tempat isolasi pasien tanpa gejala.
"Malam masih tracing, 24 jam telemedicine pasien isolasi mandiri," katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.
Fauzan mengatakan, sebagian tenaga kesehatan bahkan kepala puskesmas-nya sendiri ada yang harus isolasi mandiri karena berstatus positif atau karantina karena menjadi kontak erat.
"Dimaklumi bila pelayanan belum sempurna, bahkan mungkin ada yang terlewatkan. Akan tetapi meski lelah, kami tidak akan menyerah," kata Fauzan.
Di sisi lain dia berpesan bila ada warga positif COVID-19, lakukan isolasi mandiri, jangan pergi-pergi, kemudian saudara atau yang bersangkutan lapor ke Satgas RT atau puskesmas dan bersabar menunggu respon karena pasien jumlahnya banyak.
"Petugas akan merespon dengan menanyakan kondisi pasien dan menyepakati bagaimana delivery obat atau vitamin yang diberikan sesuai kapasitas puskesmas. Pemantauan selanjutnya melalui online untuk mengurangi kontak pasien," katanya.
Data Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul menunjukkan total kasus positif se-Bantul per Rabu (7/7) sebanyak 25.361 orang, dengan rincian 17.091 orang telah sembuh, 561 kasus meninggal, sehingga pasien COVID-19 aktif yang masih isolasi berjumlah 7.706 orang.
Dari kasus aktif yang tersebar di 17 kecamatan, terbanyak di Banguntapan 1.442 orang, kemudian Sewon ada 956 orang, selanjutnya Jetis 801 orang, dan Kecamatan Bantul 705 orang.