Berita Bantul: Pemkab Harap Pengelolaan Sampah Dapat Selesai Di Tingkat Desa
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih (kemeja putih) meninjau sarana pengelolaan sampah berbasis BUM-Kal di Aula Kelurahan Potorono, Banguntapan, Bantul, DIY

Bagikan:

YOGYAKARTA - Kegiatan pengelolaan dan pengolahan sampah dapat selesai di tingkat kelurahan atau desa guna mengurangi volume sampah yang terangkat ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Itulah harapan Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kita ingin agar pengelolaan sampah itu selesai di tingkat desa, selesai di tingkat kelurahan agar sampah tidak menumpuk di TPST Piyungan," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih usai peluncuran model pengelolaan sampah berbasis Badan Usaha Milik Kelurahan/Desa (BUM-Kal) di Aula Kelurahan Potorono, Bantul, Rabu.

Pengelolaan Sampah Dapat Selesai Di Tingkat Desa

Menurut dia, selain agar tidak menumpuk di TPST Piyungan yang berpotensi menimbulkan pencemaran mengingat kapasitas sudah penuh, sampah yang dikelola di tingkat kelurahan akan berdampak positif atau memberikan manfaat bagi masyarakat pengelola.

"Karena kita berharap, bercita-cita bahwa sampah itu baik yang organik maupun nonorganik semuanya masih bisa dimanfaatkan, masih bisa dijaga nilai kemanfaatannya, kalau yang organik bisa dibuat kompos, kalau nonorganik itu bisa diolah macam-macam," katanya.

Bupati mencontohkan, misalnya sampah plastik bekas kemasan bisa diolah dijadikan kerajinan atau sesuatu yang nilainya itu lebih tinggi daripada wujud sebelumnya, sehingga bisa memberikan pendapatan tambahan bila laku dijual.

"Dan Desa Potorono kita jagokan memiliki sistem pengolahan sampah yang terpadu yang didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang memadai, kompak, karena seluruh dukuh telah kita undang ke sini agar di pedukuhan-pedukuhan sampah terkelola dengan baik," katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.

Dengan demikian, Bupati mengatakan, apabila Desa Potorono sebagai lokasi peluncuran contoh pengelolaan sampah berbasis BUM-Kal ini dapat berjalan bagus, karenanya kelurahan lain di Bantul diinginkan dapat meniru atau mengelola, mengolah sampah dengan bagus.

"Dan nanti secara bersama-sama Bantul akan mencapai Bersih Sampah 2025, itu paling lambat, syukur bisa maju pada tahun 2024 atau 2023, dan ini tergantung kemauan sekaligus kemampuan kita bagaimana mengolah sampah," katanya.

Bupati juga menginginkan, tiap individu warga Bantul mulai hari ini telah seharusnya meningkatkan tradisi baru di dalam mengolah sampah, jadi semenjak dari rumah tangga supaya membiasakan memilah sampah, dan mengolah menjadi barang yang mempunyai poin ekonomis.

"Kalau rumah tangga bisa memilah sampah kan bisa dapat uang, botol-botol, kertas, plastik itu ada harganya. Dan jangan dianggap semua sebagai sampah residual, karena setelah dipilah yang residual justru paling sedikit, residual itu sampah yang tidak bisa digunakan lagi," katanya.