Berita Bantul: Kabupaten Tingkatkan Wawasan Kepariwisataan Untuk Pengelola Desa Wisata
Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo dan Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo saat pelatihan pengelolaan desa wisata di Bantul, DIY

Bagikan:

YOGYAKARTA - Demi memberikan dan meningkatkan wawasan prihal kepariwisataan kepada sumber daya manusia setempat, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata untuk pengelola desa wisata daerah.

"Tujuan kegiatan ini agar para peserta mengetahui dan memahami pengetahuan dasar tentang kepariwisataan serta pentingnya Sapta Pesona dalam mewujudkan masyarakat sadar wisata," kata Kepala Seksi SDM Pariwisata, Dinas Pariwisata Bantul Lina Yulinasari disela pelatihan di Bantul, Senin.

Kabupaten Tingkatkan Wawasan Kepariwisataan

Menurut dia, pelatihan pengelolaan desa wisata diikuti 40 orang perwakilan dari 12 desa yang sudah dan akan membentuk desa wisata yaitu Desa Sumbermulyo, Gilangharjo, Bawuran, Sitimulyo, Caturharjo, Baturetno, Srimartani, Pleret, Wijirejo, Panggungharjo, Trimurti, dan Desa Srimulyo.

Selain wawasan kepariwisataan, pelatihan juga bertujuan agar peserta mengetahui dan memahami pengembangan dan pengelolaan produk pariwisata di desa wisata, dan juga sebagai penguatan kelembagaan desa wisata dan pemberdayaan masyarakat dengan meningkatkan kemandirian SDM pengelola.

"Serta meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi pengelolaan desa wisata agar lebih profesional dan berkualitas, dan memberikan pelayanan kepada wisatawan, memberi peluang sebesar-besarnya kepada masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan melalui desa wisata," katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.

Ia mengatakan, pelatihan dilakukan selama empat hari mulai 27 hingga 30 September, mencakup dua hari untuk mendapatkan pengetahuan, satu hari kunjungan lapangan di Desa Tamasya Purwosari Kulon Progo, dan satu hari praktek lapangan di Desa Tamasya Wukirsari Bantul.

Sementara itu, Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo dalam bimbingannya mengatakan, objek tamasya di tingkat desa atau desa liburan bukan cuma sebagai daerah untuk 'refreshing', tapi juga dapat dipergunakan sebagai wahana edukasi terhadap masyarakat ataupun pengunjung.

Oleh sebab itu, dari pelatihan pengelolaan desa tamasya ini, Wakil Bupati menginginkan nantinya destinasi baru ini pesat dibuka dan dimaksimalkan, berikutnya akan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat yang menetap di lingkungan kelurahan itu.

"Setiap destinasi wisata baru, haruslah mempunyai syarat dari awal pembentukkannya seperti kepastian status tanah, kejelasan pengelola, semuanya harus terintegrasi dengan baik agar tidak timbul masalah di kemudian hari, sehingga Pemkab Bantul dapat memberi bantuan program," katanya.

Wakil Bupati mengatakan, bahwa program pengembangan desa wisata melalui forum ini diharapkan bisa memberikan motivasi bagi masyarakat di tingkat kelurahan, supaya jangan sampai desa wisata hanya menguntungkan diri sendiri atau kelompok tertentu.

"Jangan sampai menggunakan bendera desa wisata sebagai alas untuk memperkaya diri sendiri, hal ini tidak boleh terjadi, saya jamin destinasi wisata itu tidak akan berkembang," kata Wakil Bupati.