YOGYAKARTA - Kementerian Pertanian, melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa), bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman, mengukuhkan Jaringan Petani Milenial (JPM) di Tingkat Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Penyuluhan Pertanian, Pangan dan Perikanan (UPTD BP4) Kabupaten Sleman Wilayah VIII Prambanan.
Pengukuhan 20 orang pengurus Jaringan Petani Milenial itu dilakukan secara langsung oleh Bupati Sleman didampingi Direktur Polbangtan YoMa, yang diwakili oleh Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM).
Kukuhkan Jaringan Petani Milenial
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan 20 orang yang dikukuhkan hari ini nantinya bertugas membantu meresonansi penumbuhan petani milenial di Kabupaten Sleman, khususnya wilayah UPTD BP4 Prambanan, sehingga diharapkan resonansi berjalan lancar.
"Pengukuhan pengurus petani milenial ini merupakan upaya kita untuk menumbuhkan dan membentuk petani milenial yang produktif, maju, dan modern dalam rangka melakukan regenerasi SDM pertanian," katanya dalam siaran pers yang diterima di Yogyakarta, Rabu seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Kustini juga mendorong petani-petani milenial Kabupaten Sleman agar berpikir kreatif, inovatif, profesional, dan berdaya saing, salah satunya dengan menerapkan pertanian pintar atau "smart farming" dalam praktik pertanian sehari-hari.
"Saat ini masih banyak generasi muda yang enggan bertani, hal ini bukan hanya karena pertanian dinilai kurang prospektif dan tidak bergengsi, tetapi juga karena sedikitnya informasi tentang bertani di era modern," ujar Kustini.
Kepala UPPM Hermawan yang turut hadir dalam kegiatan, siap mendukung penumbuhan dan resonansi dengan melakukan pendampingan yang intensif dan sesuai dengan kebutuhan serta potensi lokal.
"Bukan hanya sekadar dikukuhkan, para pengurus JPM ini akan terus kami dampingi sesuai dengan kebutuhan dan potensinya. Pendampingan agribisnis dan praktik 'smart farming' menurut kami menjadi bekal yang penting di era seperti sekarang," ujar Hermawan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan pentingnya penerapan pertanian pintar untuk dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan bersaing di era 4.0 ini.
"Pertanian ke depan dihadapkan dengan tantangan besar yakni perubahan iklim dan pandemi seperti sekarang ini yang membutuhkan penerapan teknologi-teknologi yang dapat mendukung penerapan Pertanian Pintar atau Smart Farming," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian modern dengan teknologi "smart farming" merupakan sistem yang terdapat keterkaitan erat antarsubsistem, mulai dari hulu hingga hilir, yang didukung oleh tenaga kerja dan lembaga pendukung unggulan dan berpotensi menghasilkan keuntungan besar.
"Kaum milenial harus mampu mengembangkan 'smart farming' dengan semua potensi yang dimiliki daya dukung pengetahuan dan juga teknologi terkini yang ada sehingga bisa memudahkan dalam menangani sektor pertanian sehingga bisa menambah hasil pendapatan," ujarnya.
BACA JUGA:
saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!