YOGYAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang (YoMa) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman kembali mengukuhkan Jaringan Petani Milenial (JPM) tingkat UPTD BP4 Wilayah I (Minggir dan Moyudan) dalam rangka mewujudkan regenerasi petani milenial.
Siaran pers dari Polbangtan YoMa yang diterima di Yogyakarta, Selasa, menyebutkan sebanyak 30 pengurus JPM dikukuhkan langsung oleh Bupati Sleman bertempat di titik kumpul lelang cabai hortikultura Minggir, Sleman.
Degradasi generasi petani yang mencapai 500 ribu orang setiap tahunnya menjadikan peran petani milenial dalam pembangunan pertanian sangat dibutuhkan di era seperti ini. Petani milenial diharapkan menjadi potensi energi baru bagi pembangunan pertanian seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Wujudkan Regenerasi Petani Milenial
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan target peningkatan produktivitas pertanian salah satu kunci keberhasilannya ada pada SDM milenial.
"Eramu besok tidak boleh kalah dengan bangsa di Asia. Eramu besok tidak boleh kalah orang Eropa. Eramu besok tidak boleh kalah generasi milenial untuk membuat pertanian Indonesia lebih maju," kata Syahrul.
Dikutip terpisah Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyampaikan keterlibatan generasi milenial mutlak dilakukan lantaran masifnya penerapan teknologi digital di sektor pertanian akan menarik minat milenial.
"Kementan melalui BPPSDMP sangat fokus mencetak generasi milenial pertanian yang andal, kreatif, profesional, inovatif, dan unggul tentunya dalam penguasaan teknologi pertanian," ujar Dedi.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan pihaknya sangat konsen dalam upaya membantu pemerintah khususnya Kementerian Pertanian untuk mencapai target penumbuhan 2.5 juta petani milenial pada tahun 2024.
"Kabupaten Sleman langsung melaksanakan tugas ini (penumbuhan petani milenial), karena program inipun selaras dengan visi misi kami yaitu menjadikan petani eksis dan menjadikan pertanian dapat meningkatkan ekonomi," kata Kustini.
Upaya nyata yang dilakukan salah satunya melalui pengukuhan pengurus JPM di tingkat UPTD BP4 ini.
"Resonansi petani milenial harus masif, tidak hanya di tataran nasional atau kabupaten saja, tapi harus masuk ke tingkat paling dasar yaitu kecamatan," katanya.
Lebih lanjut Kustini mengatakan bahwa minat generasi muda Sleman untuk berkecimpung di dunia pertanian sangat tinggi. "Ini kali ke 6 saya mengukuhkan JPM, rencana masih ada 2 wilayah lagi yang akan menyusul," katanya.
Dalam sambutannya, Kustini juga menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi dan kolaborasi dengan petani senior.
"Di era sekarang penguasaan teknologi itu mutlak, dan rata-rata petani mudalah yang mampu menguasainya dengan cepat. Namun ingat, petani-petani senior itu kaya pengalaman, jadi yang muda jangan sampai melupakan yang senior," katanya.
Direktur Polbangtan YoMa yang diwakili oleh Wakil Direktur I Sujono yang hadir dalam acara menyatakan bahwa pihaknya sebagai perwakilan Kementerian Pertanian sangat mengapresiasi dan mendukung penuh apa yg dilakukan oleh Pemkab Sleman.
"Kami akan selalu melakukan pengawalan dan pendampingan di lapangan dengan rutin menerjunkan personel salah satunya melalui kegiatan Pendampingan BPP Mitra se-DIY," kata Sujono.
Dalam acara pengukuhan ini juga digelar pameran produk hasil olahan petani milenial di antaranya olahan gula kelapa, VCO, sari legen, dan olahan kripik. Produk ini merupakan hasil kreasi dari 88 petani milenial yang ada di wilayah Moyudan dan Minggir.
BACA JUGA:
Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!