Panen Perdana Tandai Pembentukan Petani Milenial Sleman
Pemkab Sleman melakukan "kick off" Petani Milenial Sleman yang ditandai dengan panen perdana di demplot kawasan Rumah Dinas Bupati Sleman (Antara)

Bagikan:

Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjalankan "kick off" penyusunan Petani Milenial yang ditandai dengan panen perdana hasil pertanian petani milenial di demonstration plot (demplot) atau areal percontohan seluas 1,5 hektare di utara Rumah Dinas Bupati Sleman oleh Bupati Sleman, Senin.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Heru Saptono mengatakan bahwa di Kabupaten Sleman ditargetkan terbentuk sebanyak 1.000 petani milenial pada 2024 . Di Kabupaten Sleman terdapat 294 petani milenial.

"Kami berharap target ini bisa terpenuhi dengan dengan lebih cepat sebelum 2024. Secara batasan usia petani milenial adalah 19-39 tahun, namun ada klausul bahwa 'yang memiliki jiwa muda untuk kemudian bisa menjadi petani milenial'. Jadi kalimat 39 tahun itu tadi ada komanya, sehingga usia di atas 39 masih bisa disebut milenial karena punya semangat dan jiwa milenial," katanya.

Menurut dia, petani milenial selain menguasai bidang pertanian juga menguasai teknologi informasi. Seperti yang dilakukan pada acara tersebut, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan melakukan demonstrasi penyemprotan cabai menggunakan drone.

"Ini sebagai motivasi bagi petani milenial bahwa bertani tidak harus menyentuh lahan tapi bisa melalui teknologi," katanya.

Panen perdana di lahan 1,5 hektare dari total lahan seluas empat hektare merupakan salah satu demplot yang diinisiasi Bupati Sleman untuk kemudian nantinya kedepan akan dijadikan sebagai sekolah tani.

"Jadi nanti petani milenial bisa belajar di sini untuk menekuni bidang pertanian," katanya.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan bahwa dari total demplot empat hektare yang baru digunakan 1,5 hektare tersebut digunakan untuk menanam ketela rambat, bengkoang, cabai, melon, semangka, kacang panjang, bawang merah, kubis, nanas dan lidah buaya dengan sistem tumpangsari. Ia berharap nantinya keberadaan petani milenial bisa menjadi petani andalan kabupaten sleman.

"Melihat dari perkembangan saat ini, anak-anak muda kurang berminat pada sektor pertanian. Maka dari itu kami mendorong terbentuknya petani milenial untuk meregenerasi dan lebih memajukan pertanian di Kabupaten Sleman," katanya.

Selain informasi Petani Milenial Sleman ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!