YOGYAKARTA - Harga emas bertahan di atas tingkatan psikis 1.900 dolar AS di perdagangan Asia pada Senin pagi, memperpanjang kenaikan akhir minggu lalu sesudah harga-harga konsumen AS untuk April naik lebih besar ketimbang yang diperkirakan sehingga menunjang daya tarik emas sebagai lindung kepada poin inflasi.
Diinfokan Antara, Senin, 31 Mei, di pasar titik, emas stabil diperdagangkan di 1.903,25 dolar AS per ounce pada pukul 00.36 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS naik tipis 0,1 persen menjadi diperdagangkan pada 1.907 dolar AS per ounce.
BACA JUGA:
Akhir minggu lalu, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terangkat 6,8 dolar AS atau 0,36 persen menjadi ditutup pada 1.905,30 dolar AS per ounce.
Emas di Asia di Atas 1.900 Dolar
Harga-harga konsumen AS melonjak pada April, dengan ukuran inflasi yang mendasari melampaui target 2,0 persen Federal Reserve dan membukukan kenaikan tahunan terbesar sejak 1992, memberikan dukungan terhadap emas.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun menjadi 1,593 persen, mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tanpa suku bunga.
Gedung Putih pada Jumat, 28 Mei mengirim Kongres rencana anggaran 6,0 triliun dolar AS yang akan meningkatkan pengeluaran untuk infrastruktur, pendidikan dan memerangi perubahan iklim.
Di sisi lain, saham-saham Asia sedikit lebih tinggi pada awal perdagangan Senin pagi, berpeluang memperpanjang reli baru-baru ini ke minggu ketiga jika angka pekerjaan AS menunjukkan kebangkitan yang diharapkan dalam perekrutan untuk Mei dan menjaga pemulihan global tetap pada jalurnya.
Permintaan emas fisik di konsumen emas terbesar kedua India minggu lalu diabaikan, dengan sebagian besar toko perhiasan masih ditutup oleh penutupan COVID-19, memaksa para dealer untuk menawarkan dengan diskon besar.
Artikel ini telah tayang di VOI dengan judul: Emas di Asia di Atas 1.900 Dolar Setelah Inflasi AS Angkat Daya Tarik, saatnya merevolusi pemberitaan!