Berita Gunung Kidul: Daerah Gencarkan Pembangunan Dam Untuk Lahan Produktif
Wakil Bupati Gunung Kidul Heri Susanto meresmikan perpomaan optimalisasi lahan kering di Kecamatan Patuk

Bagikan:

YOGYAKARTA - Pembangunan dam parit dan perpompaan guna memaksimalkan lahan kering jadi lahan produktif, sehingga bisa mendukung ketahanan pangan tengah digencarkan oleh Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wakil Bupati Gunung Kidul Heri Susanto di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan pada masa pandemi ini, pertanian menjadi salah satu sektor yang perkembangannya membaik dan positif bagi perekonomian di Kabupaten Gunung Kidul.

"Pada tahun ini, Gunung Kidul mendapatkan 40 paket program pertanian dari pemerintah pusat yang terdiri dari 12 damparit, 19 pompa, satu perpipaan, tiga sumur dan lima perpompaan," kata Heri.

Gencarkan Pembangunan Dam Untuk Lahan Produktif

Dia mengatakan sudah mengesahkan perpompaan untuk optimalisasi lahan kering di Golongan Tani Ngudi Mulyo dan Sumber Mulyo, Kecamatan Patuk.

Untuk Klasifikasi Tani Sumber Mulyo mensahkan perpompaan besar yang mengairi 25 hektare lahan pertanian yang akan diaplikasikan untuk tanaman padi pada masa tanam pertama (MTI), MT II padi dan MT III untuk tanaman hortikultura dan palawija.

Berikutnya, Kategori Tani Ngudi Mulyo mengesahkan dam parit yang mengairi 25 hektare untuk menunjang MT I tanaman padi, MT II padi dan MT III palawija atau padi.

Heri mengatakan bahwa Gunung Kidul mempunyai potensi yang benar-benar potensial di bidang pertanian malah pada musim kemarau dikala ini dapat panen sebagian komoditi tanaman salah satunya bawang merah.

"Kita sudah mencoba menggali potensi alam,upaya kita untuk bisa memastikan bahwa potensi potensi yang ada di Gunung Kidul ini bisa kita lihat lebih dekat sehingga nanti bisa kita upayakan untuk peningkatan produktivitasnya salah satunya di lokasi ini tambahan lima hektare benih jagung karena saya pikir cukup representatif karena airnya cukup bagus," katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto mengharapkan optimalisasi lahan bisa dimanfaatkan dengan baik dan terus berlanjut.

"Bisa dikatakan sukses kalau 10 tahun lagi keadannya masih seperti ini, air melimpah, panen juga melimpah. Itu baru sukses," kata Sugeng.