Update Gunung Kidul: Pemerintah Bangun Damparit Sawahan Airi Sawah 25 Ha
Damparit di Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, mengairi sawah seluas 25 hektare

Bagikan:

YOGYAKARTA - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membangun damparit di Desa Sawahan, Kecamatan Pojong, untuk mencukupi kebutuhan pengairan lahan sawah seluas 25 hektare. 

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan anggaran pembangunan damparit dari Kementerian Pertanian untuk Kelompok Tani Selotirto, Desa Sawahan. 

"Damparit ini bisa dimanfaatkan secara maksimal agar air tetap tersedia untuk pertanian seluas 25 hektare. Petani bisa tanam padi dua kali satu tahun, dan satu kali tanam palawija. Kami berharap pembangunan damparit tersebut meningkatkan pendapatan petani di Kecamatan Ponjong," kata Bambang. 

Pemerintah Bangun Damparit Sawahan

Ia mengatakan pembangunan damparit senilai Rp120 juta dikerjakan secara gotong royong anggota Kelompok Tani Selotirto. Pembangunan damparit ini, tidak hanya di Desa Sawahan, tapi desa lainnya melalui program prasarana dan sarana pertanian berupa pembangunan infrastruktur air damparit. 

"Kami berharap program ini bisa meningkatkan kesejahteraan para petani. Selain itu disampaikan bahwa pada Juni sebenarnya masuk musim kemarau namun ada anomali sehingga masih ada hujan di Juni. Pembuatan paliran agar tidak terjadi genangan di lahan," katanya yang dikutip VOI dari ANTARA

Merujuk informasi dari BMKG, ia mengatakan musim kemarau sudah berlangsung di Juli ini. Adapun puncaknya diperkirakan terjadi pada Agustus mendatang. Bambang mengapresiasi kelompok petani setempat karena berhasil menyelesaikan pembangunan damparit di saat yang tepat. 

Menurut dia, petani tidak perlu lagi khawatir lagi dengan permasalahan air untuk irigasi. 

"Harus diingat air menjadi kunci utama pertanian di Gunung Kidul. Fasilitas damparit bisa membuat hasil pertanian lebih setempat. Nantinya kondisi tersebut akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani," katannya. 

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Selotirto Waluyo mengatakan keberadaan damparit akan membuat petani setempat bisa menanam padi dua sampai tiga kali dalam setahun. Damparit juga akan dimanfaatkan untuk penanaman jagung dan kacang tanah. 

Aliran air damparit nantinya akan mampu mengairi hamparan lahan seluas 25 hektare. Adapun panen padi musim tanam kedua ini mereka menghasilkan 6,7 ton per hektare gabah kering panen (GKP). 

"Kami bersyukur di saat pandemi ini, pembangunan damparit bisa selesai dan langsung digunakan," katanya.