YOGYAKARTA - Saat ini pertanian digadang=gadang jadi salah satu sektor penyangga ekonomi negara selama pandemi COVID-19. Hal terssebut disampaikan oleh Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian.
"Dalam masa COVID-19 ini hanya pertanian yang menyangga (ekonomi) negara 16,4 persen. (Sektor) yang lain minus," kata Syahrul Yasin Limpo saat membuka secara daring "Fiesta Singkong 2021" di Yogyakarta, Kamis.
BACA JUGA:
-
| BERITA
Berita Sleman: Sleman Mendorong Pengembangan Pertanian Lereng Merapi di Masa Pandemi
10 Januari 2022, 16:40 -
| EKONOMI
Mentan Luncurkan Bantuan ATM Beras untuk Warga Terdampak Pandemi di Solo
20 Agustus 2021, 04:13
Menurut Syahrul, Indonesia mempunyai pertanian yang kuat. Dengan modal itu, Indonesia diperkirakan konsisten memiliki ketahanan pangan dikala terjadi krisis pangan dunia imbas anomali cuaca.
Penyangga Ekonomi Pada Masa Pandemi COVID-19
"Indonesia punya daya tahan. Kalau kita tidak bisa makan beras kenapa tidak makan singkong," tutur dia yang dikutip VOI dari ANTARA.
Kecuali disupport SDM pertanian yang kuat, berdasarkan Syahrul, keadaan alam seperti cahaya sang surya yang tidak pernah putus sepanjang tahun, tanah yang subur juga turut memperkuat potensi pertanian di Tanah Air. Kendati demikian, dia ingin konsisten ada akselerasi dalam tata kelolaberagam sektor pertanian sehingga kian sanggup meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama para petani.
"Pertanian adalah kebutuhan makan, pertanian adalah lapangan kerja terbesar, pertanian adalah pembangun ekonomi dasar sebuah bangsa, sebuah daerah, sebuah provinsi dan desa," kata dia.
Salah satu akselerasi yang bisa dilakukan, ujar Syahrul, adalah mengolah hasil pertanian dan tidak berhenti pada aspek budi daya. Seperti pada komoditas singkong, harus ada pengolahan pascapanen sebelum dijual.
"Kita tidak hanya menjual singkong seperti kemarin tapi harus bisa mengolahnya," kata dia.
Di sisi lain, ia juga berharap berbagai sektor lain seperti hotel, restoran, dan kafe (horeka) ikut mendukung penyerapan hasil pertanian, tidak terkecuali singkong.
"Sayang banget kalau seluruh hotel kita, seluruh restoran kita, seluruh kafe kita, menyajikan barang-barang (makanan) impor. Sementara di kafe berbagai minuman yang baik-baik itu kan dengan singkong goreng juga enak," ujar Syahrul.
