Warta Kulon Progo: DPRD Meminta Pemkab Hidupkan UMKM dan Pariwisata
Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati meninjau pusat batik di Kecamatan Lendah. (ANTARA)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Untuk membangkitkan sektor usaha mikro, kecil dan menengah dan pariwisata untuk membangkitkan ekonomi masyarakat pada masa pandemi COVID-19, pemerintah setempat didorong oleh DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wakil Ketua I DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono di Kulon Progo, Selasa, mengatakan penambahan kasus harian COVID-19 sudah menurun drastis, dan sudah saatnya sektor UMKM dan pariwisata kembali dibangkitkan untuk mendorong ekonomi masyarakat Kulon Progo semakin baik.

Meminta Pemkab Hidupkan UMKM dan Pariwisata

"Kami mendorong Pemkab Kulon Progo memberikan bantuan dan mendampingi pelaku UMKM supaya segera bangkit, dan ekonomi masyarakat kembali normal seperti sebelum adanya COVID-19," kata Ponimin menanggapi tema HUT Ke-70 Kabupaten Kulon Progo dengan tema "Kulon Progo Gumregah, Kita Sehat, Ekonomi Bangkit".

Ia juga mendorong Pemkab Kulon Progo segera berkoordinasi dan komunikasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak untuk percepatan perbaikan saluran irigasi primer yang sangat mendesak diperbaiki, seperti di Kecamatan Sentolo. Sektor pertanian di Kulon Progo ini merupakan penyumbang PDRB terbesar, sehingga infrastruktur pertanian harus menjadi perhatian utama dalam percepatan pembangunan.

"Infrastruktur pertanian juga harus mendapat perhatian khusus, sehingga sektor pertanian semakin maju dan berkembang," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD Kulon Progo Lajiyo Yok Mulyono meminta Pemkab Kulon Progo segera bekerja cepat dan bersinergi dengan pelaku wisata untuk menyiapkan protokol kesehatan objek wisata dalam menyambut uji coba terbatas pembukaan objek wisata.

Jangan sampai, ketika pemerintah pusat dan Pemda DIY memberikan lampu hijau pembukaan objek wisata, Kulon Progo belum siap dan hanya menjadi penonton.

Berdasarkan informasi, dari puluhan objek wisata yang dikelola oleh pemkab dan masyarakat, hanya dua objek wisata yang yang mendapat Sertifikat CHSE, yakni Pule Payung dan Taman Sungai Mudal. Hal ini sangat memprihatinkan, sehingga program yang ada harus dievaluasi kembali.

"Pada masa pemulihan ekonomi ini, khususnya sektor pariwisata harus menjadi garda terdepan dalam kebangkitan ekonomi masyarakat yang dikutip VOI dari ANTARA.

Apalagi dengan adanya Bandara Internasional Yogyakarta, sektor pariwisata harus mampu menangkap peluang, minimal mampu mendatangkan 50 persen wisatawan yang datang ke DIY," katanya.

Selain itu, Lajiyo Yok Mulyono berharap Pemkab Kulon Progo melalui dinas teknis secara serius menangani cetak sawah baru yang sudah mencapai 205 hektare. Saat ini, masih banyak lahan cetak sawah baru yang mangkrak karena tidak dapat pengairan.

"Kami berharap Pemkab Kulon Progo serius dalam cetak sawah baru. Sektor pertanian menjadi tulung punggung pada masa pandemi COVID-19, sehingga sudah sewajarnya pemkab memberikan perhatian khusus pada sektor pertanian," katanya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati minta Pemkab Kulon Progo secara serius menyiapkan wilayah Airport Internasional Yogyakarta, sehingga sanggup menjadi triger sentra pertumbuhan ekonomi baru di Kulon Progo.

Menurutnya, Pemkab Kulon Progo lamban dalam menangkap kesempatan yang menjadi kewenangan tempat, yaitu Wilayah Aerotropolis. Wilayah ini benar-benar strategis bagi pertumbuhan ekonomi baru di Kulon Progo, tapi hingga dikala ini belum berkembang keinginan tersebut.

"Kawasan Aerotropilis ini harus benar-benar menjadi perhatian selama RPJM 2017-2022 yang akan berahir pada Mei 2022 nanti," katanya.