Berita DIY: Yogyakarta Tak Akan Memberi Cuti ASN Libur Natal Dan Tahun Baru
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi (ANTARA)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Kebijakan dari pemerintah pusat yang berlaku nasional yaitu tidak memberikan cuti bagi aparatur sipil negara pada libur Natal dan Tahun Baru 2021 rencananya juga akan dilakukan juga oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.

“Bagaimanapun juga, aparatur sipil negara (ASN) ini harus bisa menjadi contoh. Di masa pandemi ini, tentu saja harus bisa mencontohkan bagaimana mengurangi mobilitas,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat.

Tak Akan Memberi Cuti ASN Libur Natal Dan Tahun Baru

Menurut dia, penghapusan cuti bersama pada Natal dan Tahun Baru 2021 yang ditetapkan secara nasional semata-mata bertujuan mengurangi kesempatan masyarakat untuk menikmati hari libur yang lebih panjang.

“Mencoret atau menggeser hari libur ditujukan supaya waktu libur tidak panjang karena jika ada libur panjang, maka otomatis berpotensi terjadi peningkatan mobilitas masyarakat antar wilayah dan kondisi ini juga berpotensi meningkatkan penularan COVID-19,” katanya.

Ia berharap, ASN di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta dapat mematuhi ketentuan tersebut sehingga sejalan dengan upaya penurunan kasus.

“Kami akan siapkan surat sebagai penguat kebijakan nasional tersebut,” katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.

Larangan cuti saat libur Natal dan Tahun Baru tersebut, lanjut Heroe, justru membuka peluang untuk meningkatkan ekonomi wilayah.

“Kami tidak memotong tunjangan untuk ASN. Mereka bisa membelanjakan tunjangan tersebut untuk membeli produk dari tetangga di sekitarnya,” katanya.

Dengan demikian, Heroe berharap, perekonomian di wilayah tetap bisa bergerak sehingga pemulihan ekonomi akibat pandemi bisa cepat tercapai. Meskipun demikian, Heroe mengatakan, tetap akan mewaspadai potensi meningkatnya kunjungan wisata ke Yogyakarta saat akhir tahun.

“Pelancong yang bertamasya dikala akhir tahun pasti akan konsisten ada sebab tak seluruh warga merupakan ASN. Tentunya, kami semestinya menjalankan persiapan agar kasus yang telahbenar-benar turun dapat konsisten terkontrol,” katanya.

Dia bahkan ingin pelaku tamasya konsisten menjaga janji untuk menggunakan protokol kesehatan secara ketat sebab ragam pelancong pada akhir tahun diperkirakan lebih banyak didominasi pelancong keluarga.

“Jika menginap di hotel, maka tamu wajib menunjukkan sertifikat vaksinasi atau tes COVID-19 dengan hasil negatif. Jika menginap di keluarga, maka harus lapor ke wilayah. Ketentuan-ketentuan ini harus dipatuhi,” katanya.

Setiap akhir pekan, Heroe menyebut ada sekitar 10.000 wisatawan yang masuk ke Kota Yogyakarta.

“Akhir pekan lalu ada 200 bus wisata yang masuk ditambah 1.300 kendaraan pribadi masuk ke Yogyakarta,” katanya.