Berita DIY: PHRI : Agenda G20 Dongkrak Okupansi Hotel di Yogyakarta
Dokumentasi - Pengendara melintas di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Senin (21/12/2020). (ANTARA)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengakui rangkaian agenda G20 yang berlangsung di provinsi setempat efektif mendongkrak okupansi atau keterisian kamar hotel hingga 20 persen.

"'Dampaknya bagi hotel bintang empat dan lima itu alami peningkatan okupansi dari dulu 30 persen saat ini bisa mencapai hampir 50 persen," kata Ketua PHRI DIY Deddy Pranawa Eryana di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, selain Hotel Royal Ambarrukmo, Tentrem, Sheraton, dan Hyatt sebagai venue utama pertemuan G20, hotel bintang empat dan lima lainnya juga ikut dipilih sebagai tempat menginap pendamping atau keluarga para delegasi G20.

Agenda G20 Dongkrak Okupansi Hotel

"Ternyata delegasi G20 banyak yang bawa keluarga. Hampir enam hotel yang terpakai meski itu di luar penunjukan oleh panitia G20," ujar Deddy seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Dampak positif dari agenda G20, lanjut dia, juga ikut dirasakan hotel bintang tiga ke bawah karena pemilihan DIY sebagai salah satu destinasi penyelenggaraan pertemuan G20 menegaskan bahwa provinsi ini aman, nyaman, dan sehat untuk disinggahi.

"Kalau tidak aman, nyaman, dan sehat tentunya tidak dipilih sebagai tempat penyelenggaraan G20," ujar dia.

Dampak positif tersebut, menurut Deddy, semakin diperkuat dengan penurunan status PPKM di DIY dari level 4 ke level 3.

Selain wisatawan atau tamu kategori keluarga, menurut dia, kegiatan MICE (meeting, Incentive, convention, Exhibition) baik dari kementerian maupun swasta juga ikut bermunculan.

"Ini menjadi napas kitalah setelah kemarin level 4 banyak yang menunda sekarang sudah mulai reservasi kembali. Tetapi kami masih prihatin belum semua hotel mengalami seperti itu, terutama yang nonbintang," ujar Deddy.

Public Relations Manager Grand Inna Malioboro Retno Kusuma mengatakan sejak 20 Maret 2022 okupansi hotel Grand Inna Malioboro di atas 85 persen.

Ia menilai tingginya tingkat hunian kamar hotel itu disebabkan kepercayaan pelanggan yang mulai pulih sehingga menggelar event-event berskala nasional di DIY.

"Seiring dengan turunnya level PPKM, tingkat okupansi hotel juga meningkat," ujar dia.

Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!