Berita Kulon Progo: Pemkab Kulon Progo Meningkatkan Kewaspadaan Potensi Munculnya Cacar Monyet
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulon Progo Rina Nuryati. (ANTARA

Bagikan:

YOGYAKARTA - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meningkatkan kewaspadaan terkait potensi munculnya penyebaran cacar monyet seiring dibukanya penerbangan internasional ke Singapura dan Malaysia melalui Bandara Internasional Yogyakarta.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulon Progo Rina Nuryati di Kulon Progo, Senin, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap munculnya cacar monyet dengan menerapkan prinsip perilaku hidup bersih dan sehat.

"Apabila ada yang dari perjalanan luar negeri, terutama dari negara yang ada kasus segera melaporkan ke Puskesmas untuk pemantauan," kata Rina Nuryati seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Meningkatkan Kewaspadaan Potensi Munculnya Cacar Monyet

Ia juga mengimbau kepada masyarakat meningkatkan imunitas dengan konsumsi makan yang seimbang, olahraga dan istirahat yang cukup. "Jika ada gejala segera periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," katanya.

Lebih lanjut, Rina mengatakan cacar monyet ini juga menjadi perhatian khusus WHO, karena berpotensi menjadi kejadian luar biasa (KLB), tetap dipantau Kementerian Kesehatan. Cacar monyet ini dulu pernah ditularkan oleh hewan dan menular ke manusia. Hal ini disebabkan oleh virus.

"Cacar monyet kembali muncul pada awal 2022 yang ada di Amerika dan Eropa. Per 26 Juli, sudah ada 75 negara yang melaporkan dan Indonesia belum ada kasus. Tapi, Singapura sudah melaporkan kasusnya, dan ini otomatis menjadi kewaspadaan kita, terutama bagi pelaku perjalanan dari luar negeri," katanya.

Rina mengatakan gejala cacar monyet hampir mirip dengan cacar air. Yang membedakan adalah cacar monyet ada nyeri pada kelenjar getah bening.

"Itu tanda khasnya, selain muncul ruam-ruam dan bola-bola di kulit. Kelenjar getah bening bisa terjadi di leher, selangkangan dan ketiak. Ini menjadi khas cacar monyet ini," katanya.

Kemudian, pengobatan ada antivirus. Dinkes juga menggunakan laboratorium PCR. Nanti kalau ada yang bergejala atau suspek akan dikirim ke laboratorium di Jakarta, yakni laboratorium Sri Ummiati dan IPB satwa primata.

"Meski di Indonesia belum ada laporan cacar monyet, kita tetap waspada," katanya.

Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!