Berita DIY: Bupati Sleman Sebut Peran Perempuan Semakin Luas di era Demokrasi Modern
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo. (ANTARA)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Baru-baru ini Bupati Sleman, Yogyakarta, Kustini Sri Purnomo mengatakan peran perempuan di era demokrasi modern saat ini semakin luas dan terbuka, salah satunya di bidang politik.

"Salah satunya di bidang politik. Bisa kita lihat, semakin marak perempuan yang terjun ke politik dan tidak sedikit perempuan Indonesia yang duduk di parlemen menyuarakan dengan lantang hak-hak aspirasi perempuan," kata Kustini di Sleman, Jumat.

Menurut dia, momentum Hari Kartini di tanggal 21 April sebenarnya menjadi alarm bersama bagi bangsa Indonesia tentang perjuangan perempuan, mengangkat hak dan emansipasi perempuan, yang dulu sangat tabu dibicarakan.

Peran Perempuan Semakin Luas di era Demokrasi Modern

"Pemikirannya tak hanya menggerakkan jiwa perempuan untuk terus bergerak dari zaman ke zaman. Namun juga berhasil mendobrak pakem-pakem lama yang syarat cara pandang kuno tentang keberadaan dan peran perempuan," tambahnya.

Di Kabupaten Sleman sendiri, katanya, terdapat sebanyak 50 anggota DPRD yang 17 di antaranya diduduki oleh perempuan hingga 2024.

"Angka itu meningkat dibandingkan keterwakilan perempuan di DPRD Sleman tahun 2014, yang berjumlah tujuh orang. Jumlah ini tentunya menjadi gambaran bahwa demokrasi politik bagi perempuan di Kabupaten Sleman semakin baik," jelasnya seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Sejumlah langkah yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam meningkatkan partisipasi perempuan di dunia politik dalam beberapa tahun terakhir, katanya, ialah melalui berbagai kegiatan yang dimulai dari tingkat pedukuhan.

"Kelompok perempuan didorong berani terlibat memegang peranan dalam kebijakan publik, baik di level eksekutif, legislatif, maupun partai politik; termasuk ruang-ruang yang lingkupnya kecil, seperti di RT, RW, pedukuhan, atau kelurahan," katanya.

Tak hanya itu, lanjutnya, peran tersebut juga didorong melalui berbagai organisasi yang melibatkan perempuan seperti, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kelompok Wanita Tani (KWT), dan Forum Komunikasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Forkom UMKM)

"Terbaru ada dua organisasi perempuan yang kami bentuk, yakni Komunitas Instruktur Senam Sleman dan Petani Milenial, yang di dalamnya perempuan juga ikut berpartisipasi dan aktif," katanya.

Melalui berbagai kesempatan dan ruang luas tersebut, tambahnya, perempuan didorong untuk aktif meningkatkan kapasitas, kualitas, dan kapabilitas.

"Bentuk political will kami juga tidak hanya melalui bantuan pendanaan, tetapi juga melalui kegiatan peningkatan kapasitas dan pendampingan melalui berbagai dinas yang ada," tukasnya.

Hal itu bertujuan agar kesadaran perempuan untuk terlibat dalam kegiatan politik, baik dalam partisipasi sosial maupun politik praktis, menjadi semakin meningkat.

"Perjuangan ini tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tidak hanya menggantungkan pada tangan eksekutif maupun legislatif, melainkan harus muncul dorongan, semangat dan tekad yang kuat dari perempuan itu sendiri," katanya.

Dia mengatakan semangat api Kartini tidak hanya diperingati secara seremonial dengan pakaian kebaya, melainkan lewat aksi nyata dalam bidang politik, pembangunan, dan pemenuhan hak asasi.

"Seluruh program di Pemkab Sleman terus diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan gender melalui tercapainya 30 persen keterlibatan perempuan di berbagai sektor publik," ujarnya.